Rabu, 29 November 2017

Dalil Lengkap Tentang Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Tags

Dalil perayaan maulid Nabi – Ketika cahaya tauhid mulai padam di muka bumi ini, maka hanya ketebalan kegelapan yang hampir saja menyelimuti akal manusia, layaknya mendung yang menutupi terangnya cahaya matahari. Di sana tidak tersisa orang-orang yang bertauhid kecuali hanya segelintir yang masih mempertahankan nilai ajaran ke-tauhid-an. Maka Allah SWT dengan Rahmat-Nya mengutus seorang Rasul untuk mengakhiri kegelapan itu. Datanglah Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah yang merupakan bukti terkabulnya doa Nabi Ibrahim as sebagai kekasih Allah dan sebagai bukti kebenaran berita gembira sesuai yang disampaikan oleh Nabi Isa as.

Dalil Lengkap Tentang Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Pada bulan Rabi’ul Awal yang penuh dengan berkah dan rahmat ini, seluruh masyarakat Islam di penjuru dunia dengan penuh cinta menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yakni tanggal 12 Rabi’ul Awal. Seluruh umat muslim berlomba untuk membuktikan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dengan melaksanakan amalan yang tidak berseberang dengan syariat islam. Seperti halnya membaca shalawat nabi yang dimulai pada malam pertama bulan Robiu’l awal sampai malam tanggal 12 rabiu’ul awal, dengan tujuan untuk mendapatkan syafa’at di dunia dan akhirat nanti.

Dalam memperingati hari kelahiran Nabi, ada beberapa golongan yang menganggap bid'ah sesat. Benarkah demikian? Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa dalil baik dari Al-Qur'an dan Hadits tentang peringatan maulid Nabi.

Dalil Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW


Katib Syuriah PCNU Jombang H. Abd Kholiq Hasan atau kerab dengan sapaan nama Gus Khaliq, beliau mengajak warga nahdliyin untuk mengetahui dalil-dalil anjuran merayakan atau memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Karena tidak sedikit dari sebagian besar golongan yang menganggap maulid nabi adalah bid’ah yang sesat.

Dalam pandangan beliau, peringatan Maulid Nabi pada dasarnya adalah ungkapan rasa syukur, senang dan gembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW.  Sedangkan rasa syukur, senang dan gembira itu sendiri merupakan perintah Allah SWT.

Hal itu dijelaskan Dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 58 dan Al-Qur’an surah A;-Anbiya’ ayat 107, Allah SWT berfirman:
قُلۡ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٌ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ
Artinya:
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan" (Q.S. Yunus: 58)

وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةً لِّلۡعَٰلَمِينَ
Artinya:
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.S. Al-Anbiya’: 107)

Rasa syukur, senang dan gembira ini, seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad sendiri dengan cara berpuasa pada hari kelahiran beliau. Hal ini di jelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari:

عن أبي قتادة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سُئل عن صوم يوم الإثنين؟ فقال “فيه ولدت، وفيه أنزل علي” رواه الإمام مسلم في الصحيح في كتاب الصيام
Artinya:
Dari Abi Qotadah Ra, bahwa Rasulullah SAW ditanya mengenai puasa hari senin. Maka beliau menjawab “Di hari itu aku dilahirkan, dan di hari itu diturunkan padaku (al-Qur’an)” (HR. Imam Muslim dalam Shohih-nya pembahasa tentang puasa)

Kemudian dalam peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, apalagi dirayakan secara bersama terdapat dorongan yang sangat kuat untuk membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW. Sebagai umat beliau, kita sebagai manusia harus selalu membaca shalawat kepadanya. Sebagaimana Allah SWT dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat kepadanya. Hal ini di jelaskan dalam Al-Qur’an Al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا
Artinya:
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q.S. Al-Ahzab:56)

Segala sesuatu yang menjadi pendorong untuk melakukan perbuatan yang dianjurkan oleh syara’, berarti dianjurkan pula dalam syara’. Dan segala sesuatu yang menjadi pendorong melakukan perbuatan yang diperintahkan oleh syara’, berarti diperintahkan pula dalam syara’. Hal ini terdapat dalam Kaidah Ushuliyah:

مَا لاَ يَتِمُّ الْواَجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ (الأشباه والنظائر، ج: 2، ص: 90
Artinya:
Sesuatu yang tidak dapat sempurna sesuatu yang wajib kecuali dengannya, maka sesuatu tersebut juga berhukum wajib.

Lain dari pada itu, Ibnu Taimiyah yang menjadi kiblat pemikiran para tokoh Islam kanan, dan digambarkan sangat menolak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. malah menganjurkan untuk melakukannya, bahkan dikatakan memiliki faedah pahala yang besar. Hal tersebut dijelaskan oleh beliau sendiri dalam kitab beliau Iqtidla’u al-Shirati al-Mustaqim, Mukholafatu Ashhabi al-Jahim halaman 297.

فَتَعْظِيْمُ الْمَوْلِدِ وَاتِّخَاذُهُ مَوْسِمًا قَدْ يَفْعَلُهُ بَعْضُ النَّاسِ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهِ أَجْرٌ عَظِيْمٌ لِحُسْنِ قَصْدِهِ وَتَعْظِيْمِهِ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ كَمَا قَدَّمْتُهُ لَكَ. (الشيخ ابن تيمية، اقتضاء الصراط المستقيم، مخالفة أصحاب الجحيم: ص/٢٩٧.
Artinya:
Mengagungkan maulid (Nabi Muhammad) dan melakukannya rutin (setiap tahun), yang kadang dilakukan oleh sebagian orang. Dan baginya dalam merayakan maulid tersebut, pahala yang agung/besar karena tujuan yang baik dan mengagungkan Rasulullah SAW. dan keluarga beliau. Sebagaimana yang telah aku sampaikan padamu. (Syaikh Ibn Taimiyah, Iqtidla’u al-Shirati al-Mustaqim, Mukholafatu Ashhabi al-Jahim: 297)

Itulah beberapa dalil peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang sudah seharusnya kita sebagai umatnya mensyukuri hari kelahiran beliau dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif, seperti semakin banyak membaca shalawat, pengajian, dan berbagai bentuk bakti sosial yang bermanfaat bagi seluruh umat. Bukan enggan mengikuti atau bahkan mengharamkannya.

Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW


Banyak keutamaan-keutamaan yang dapat diperoleh bagi seorang muslim yang mau mengangungkan baginda Nabi Muhammad SAW. Termasuk memperingati hari kelahiran beliau adalah salah satu bentuk mengagungkan Nabi Muhammad SAW. Dan berikut beberapa keutaman dan fadhilah memperingati maulid Nabi.

Ungkapan Kecintaan Kepada Nabi Muhammad


Peringatan maulid Nabi Muhammad adalah sebuah ungkapan kecintaan dan kegembiraan kepada beliau. Bahkan orang kafir saja mendapatkan manfaat dengan kegembiran itu.

فقد جاء في البخاري أنه يخفف عن أبي لهب كل يوم الإثنين بسبب عتقه لثويبة جاريته لما بشّرته بولادة المصطفى صلى الله عليه وسلم. وهذا الخبر رواه البخاري في الصحيح في كتاب النكاح معلقا ونقله الحافظ ابن حجر في الفتح. ورواه الإمام عبد الرزاق الصنعانيفي المصنف ج ٧ ص ٤٧٨

Dalam hadits di atas yang diriwayatkan Imam al-Bukhori. dikisahkan ketika Tsuwaibah, budak perempuan Abu lahab, paman nabi , menyampaikan berita gembira tentang kelahiran sang jabang bayi yang sangat mulia , Abu Lahab pun memerdekan Tsuwaibah sebagai tanda cinta dan kasih. Dan karena kegembiraannya, kelak di hari kiamat siksa atas dirinya diringankan setiap hari senin tiba.

Meneguhkan Kembali Kecintaan kepada Beliau


Meneguhkan kembali kecintaan kepada Nabi Muhammad. Bagi seorang mukmin, kecintaan kepada Nabi adalah sebuah keharusan, salah satu untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Kecintaan kepada nabi harus berada diatas segalanya, bahkan melebihi kecintaan kepada istri, anaknya, bahkan  kecintaan diri sendiri.

لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحبّ إليه من ولده ووالده والناس أجمعين
Artinya:
“Tidak sempurna iman salah satu diantara kamu sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia.” (HR. Bukhori Muslim)

Mendapatkan Rahmat Allah SWT


Mendapatkan rahmat Allah berupa taman surga dan dibangkitkan bersama-sama golongan orang yang jujur, orang yang mati syahid dan orang yang sholeh. Imam Sirri Saqathi Rahimahullah berkata:

من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة النبي صلى الله عليه وسلم : وقد قال صلى الله عليه وسلم: من أحبني كان معي في الجنة
Artinya:
“Barang siapa menyengaja (pergi) ke suatu tempat yang dalamnya terdapat pembacaan maulid nabi, maka sungguh ia telah menyengaja (pergi) ke sebuah taman dari taman-taman surga, karena ia menuju tempat tersebut melainkan kecintaannya kepada baginda rasul. Rosulullah bersabda: barang siapa mencintaku, maka ia akan bersamaku di syurga.

Demikian dalil dan keutamaan merayakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. dan mari kita merenung sejenak. Apabila Rasulullah SAW masih hidup, apa yang hendak kita lakukan dihadapan beliau? Apakah bangga melakukan dosa, kemaksiatan, dan tidak menjalankan ajaran beliau? Tentu saja tidak.

Nah, hanya sekedar merayakan hari kelahiran beliau dengan sederhana namun sangat bermakna dan penuh hikmah, kita malah enggan dan bahkan dengan buta mengharamkannya, umat Islam dianggap menentang, dan lain sebagainya.

Kalau memang maulid Nabi itu dilarang, bagaimana dengan perayaan kelahiran Raja atau bahkan peringatan hari lahirnya suatu organisasi? Mari kita haturkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang telah menjadi lentera di tengah kegelapan dunia.

Allahumma sholli wa sallim 'alaa sayyidina Muhmmad wa 'alaa alihii wa shohbihii ajma'iin

Tidak layak bagi seorang yang bertawakkal bertanya "Mengapa kalian memperingati maulid Nabi?" Karena seolah-olah ia bertanya "Mengapa kalian bergembira dengan adanya Nabi?".
Abuya Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al Maliki Al Hasani

Sumber:

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda (centang beri tahu saya untuk mendapat balasan komentar via email)
EmoticonEmoticon