Sabtu, 10 Desember 2016

Ingin Menjadi Ibu Rumah Tangga atau Menjadi Wanita Karir?

Tags

Menyandang status sebagai istri dalam sebuah rumah tangga yang baru membuat seseorang istri harus berpikir keras untuk membangun sebuah rumah tangga yang selalu terpenuhi segala sesuatunya.  Maka dari itu Seorang Istri haruslah menjadi ibu rumah tangga yang profesional dalam mengurus keluarga dan mengatur segala sesuatu titik. Akan tetapi peran sebagai ibu rumah tangga pada praktiknya bukanlah menjadi prioritas satu-satunya bagi seorang istri, mereka mencari aktivitas dengan menyandang status sebagai wanita karir.

Menjadi wanita karir dan ibu rumah tangga adalah sebuah pilihan. Setiap pilihan pasti memiliki konsekuensi masing-masing. Banyak sekali pro dan kontra mengenai kedua hal tersebut. Tidak selamanya wanita karir lebih rendah dari kedudukannya, begitu pun sebaliknya tidak selamanya ibu rumah tangga lebih rendah kedudukannya. Semua itu tergantung yang menjalankannya.

Keluarga

Seorang ibu rumah tangga akan tinggi kedudukannya jika ia bisa mengatur keluarga dan rumah tangga semaksimal mungkin, mampu membuat rumah menjadi singgahan yang nyaman bagi keluarga, mampu menciptakan suasana kebahagiaan baru pada keluarga, mampu membuat sebuah perkumpulan yang harmonis, dan selalu ada di setiap keluarga yang membutuhkan.

Keberadaan seorang istri sebagai ibu rumah tangga yang full time di rumah tidak mampu mendatangkan atau mencapai tujuan tersebut maka secara otomatis seorang ibu rumah tangga kedudukannya lebih rendah dari wanita karir yang membagi waktunya dengan berbagai macam kesibukan di luar kesibukan rumah tangga.

Secara umum, peran-peran ibu rumah tangga yang full time di rumah lebih bagus daripada wanita karir. Karena full time seorang ibu rumah tangga dapat memberikan semua tenaga dan pikirannya hanya untuk keluarga, hanya terfokus pada menjadikan keluarganya keluarga yang berkualitas dan terawas.

Meskipun ada beberapa wanita karir yang dapat menyumbangkan waktunya antara berpikir dan berumah tangga namun itu sangatlah jarang ditemukan. Jumlahnya pun mungkin bisa dihitung dengan jari. Kebanyakan wanita yang telah sukses dalam karirnya, keluargalah yang menjadi korbannya.

Harus kita sadari bahwa kondisi fisik tubuh pria dan wanita itu berbeda jauh. Kondisi fisik wanita lebih lemah dari seorang pria. Ini ada adalah fakta dan nyata. Kondisi mental wanita pun berbeda dengan seorang pria, dimana pria lebih bisa mengontrol emosinya dari pada seorang wanita.

Seorang wanita yang telah mencurahkan seluruh energinya untuk bekerja mulai dari pagi hingga sore, sesampainya di rumah ia akan merasa sangat kelelahan, seseorang yang dalam kondisi capek berat akan mudah sekali emosi sehingga rumahpun menjadi kacau dan memanas. Sedangkan suami yang pulang dari pekerjaannya juga merasa lelah dan berharap ketika pulang kerumah mendapatkan sambutan yang ramah, nyaman, menenangkan pikiran, istri pengertian, peduli, dan menjadi sandaran dalam kondisi apapun.

Akan tetapi dari semua hal tersebut tidak selamanya wanita karir itu negatif. Jika kondisi keuangan keluarga memang sangat kekurangan dan sangat membutuhkan pemasukan lebih, maka wanita boleh membantu mencari nafkah. Tetap jika kondisi keuangan keluarga sudah mencukupi maka alangkah baiknya seorang istri menjadi full time mother. Atau jika memang ingin membantu ekonomi dan menambah penghasilan, maka wanita bisa menjalankan part time seperti membuat pernak-pernik, les privat, menulis, dll. Dengan demikian keluarga dan pekerjaan rumah tangga masih bisa dijalankan dengan baik.

Karir Wanita dan Ibu Rumah Tangga

Jika teman-teman masih bingung menentukan sebuah pilihan, maka bacalah tips-tips di bawah ini yang mungkin dapat membantu teman-teman dalam menentukan jalan hidup sebagai ibu rumah tangga ataukah menjadi wanita karir.

  1. Tanyalah kepada diri anda sendiri. Manakah yang lebih membuat anda bahagia dan nyaman? Bisa mengurus rumah dan keluarga setiap saat ataukah bekerja sepanjang hari?
  2. Menjadi ibu rumah tangga itu tidak sulit. Coba saja ambil cuti dari kantor minimal 2 minggu. Gunakan setiap waktu selama 2 minggu tersebut untuk selalu mengurus keluarga. Jika anda merasa nyaman, maka jangan sungkan-sungkan untuk mengajukan surat pengunduran diri dari kantor. Tetapi jika anda bosan dengan hal tersebut, maka lebih baik anda mengambil pekerjaan part time agar keluarga masih bisa terurus dengan baik.
  3. Diskusikan semuanya dengan keluarga. Jika anda memutuskan menjadi wanita karir, dukungan suami dan anak-anak akan berpengaruh besar pada kelangsungan karir anda.
  4. Faktor utama yang mempengaruhi seorang istri untuk menjadi wanita karir adalah masalah keuangan. Gaji suami yang tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari membuat membuat seorang istri berpikir untuk bekerja. Jika memang seperti itu maka berhematlah, jaman sekarang kebutuhan sekunder bisa dijadikan kebutuhan primer. Jadi setelah semua keinginan ingin mempunyai sesuatu namun tidak sesuai isi kantong, lebih utamakanlah kebutuhan sehari-hari.
  5. Jika menjadi wanita karir adalah pilihan anda, maka pintar-pintarlah mengatur waktu saat anda berada di rumah. Jangan melakukan pekerjaan apapun yang menyita waktu anda bersama keluarga. Gunakan waktu luang anda untuk berkumpul bersama keluarga, beri  mereka perhatian lebih terutama pada anak-anak. Karena seorang anak sangatlah membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Jika tidak ibu yang mendidik dan mengasuh anak, lalu siapa lagi? Jika kita mempercayakan anak kepada orang lain, suatu saat seseorang itu akan menerima dampak dari kepercayaannya tersebut.

Nah, beberapa tips telah penulis sajikan. Semoga dengan beberapa tips di atas benar-benar bisa membantu teman-teman dalam menentukan jalan hidup yang teman-teman jalani. Sekali lagi semua tergantung pada diri masing-masing. Tidak ada yang salah antara menjadi ibu rumah tangga atau menjadi wanita karir. Selama tidak menggangu keharmonisan rumah tangga dan memang benar-benar bisa mengatur waktu.

Baca Juga:
Tips Menjadi Istri yang Pandai dalam Mengatur Keuangan Keluarga

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda (centang beri tahu saya untuk mendapat balasan komentar via email)
EmoticonEmoticon