Rabu, 04 Januari 2017

Inilah Curahan Hati Siswa kepada Guru Sekolahnya

Tags

Aku tahu engkau adalah orang tua kedua ku setelah ayah dan ibu ku di rumah. Aku wajib mematuhi segala perintahmu dan harus menghormatimu, karena engkaulah orang tua ku ketika aku berada di lingkungan sekolah. Namun jangan paksa aku dengan aturan yang mengharuskan aku tunduk patuh di hadapan mu, apa lagi engkau tuntut aku untuk menyayangimu, menghargaimu, dan menghormatimu.

Guru dan Siswa

Wahai guruku engkaulah tauladanku, tanpa engkau suruhpun pasti akan ku sayangi, hargai, dan hormati. Wahai guruku engkaulah tempat curahan hatiku, dengarkanlah hatiku dan bimbinglah aku. Inilah segala yang selama ini tersimpan dibenak hati siswa-siswimu. Ku sampaikan agar engkau tahu.

1. Tolong nilailah setiap tugas yang engkau berikan

Aku telah susah payah mengerjakakan setiap tugas sekolah yang engkau bebankan kepada ku, siang dan malam aku relakan waktu bermain demi PR sekolah, aku sempatkan pergi ke perpustakaan pada jam istirahat. Seharusnya aku bermain dan jajan kala itu, tetapi karena tanggung jawab ku sebagai siswa maka biarlah aku tidak jajan supaya tugas ku selesai.

Jangan engkau biarkan hasil kerja keras ku menumpuk di atas meja kerja mu. Aku ingin segera mengetahui berapa nilai yang akan aku dapatkan, entah baik atau jelek bukan jadi masalah, yang penting aku bisa segera mengetahuinya, aku puas berapapun nilai yang akan ku peroleh, aku tidak butuh nilai bagus, yang aku butuhkan adalah mengerti sampai di mana kemampuan ku.
Mohon jangan kembali memberi tugas lagi jika engkau mengabaikan nilaiku, apalagi tugas itu engkau berikan hanya sebagai pengganti kesibukanmu bukan untuk mengasah kemampuanku. Aku tak kan lagi mempercayaimu jika engkau tak mau menghargai usaha kerasku.

2. Hukumlah aku tetapi jangan siksa aku

Aku adalah anakmu dan engkau adalah orang tua ku. Aku hanyalah remaja yang ingin bahagia, bebas, melakukan apa saja tanpa berpikir panjang, kadang aku juga tidak sadar pada tingkahku apakah aku benar atau salah. Pikiranku masih sangatlah labil, berpikir paling benar, mudah terpengaruh lingkungan, mungkin juga salah dalam memilih pergaulan.

Aku menyadari bahwa aku hanyalah manusia biasa tak luput dari salah dan dosa. Aku pantas menerima hukuman atas kekhilafanku darimu wahai guruku. Nasehati dan hukumlah aku hingga aku sadar dengan hukuman yang pantas aku terima. Namun jangan pernah siksa aku dengan bentakan apalagi dengan pukulan. Karena yang ku butuhkan adalah bimbingan bukan kekerasan.

3. Didiklah kami dengan adil

Kami datang ke sekolah dengan berbagai macam perbedaan, ada yang pintar (cepat menangkap pelajaran), ada yang butuh penjelasan lebih dari sekedar kata-kata, ada yang berasal dari anak orang kaya, menengah, dan miskin. Perlakukanlah kami dengan adil dan bijaksana, jangan pilih kasih dengan hanya menyayangi siswa-siswi berprestasi apalagi karena ia anaknya orang kaya.

Wahai ibu dan bapak guru, di luar sana sudah banyak terjadi ketidak adilan bahkan sampai terjadi peperangan. Ada kalimat yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Haeuskah kami juga demikian? Pintar semakin pintar dan bodoh semakin bodoh. Masa depan pendidikan kami serta masa depan negara ini berada di pundak mu wahai ibu dan bapak guruku. Tugasmu adalah mendidik kami bukan menyeleksi kami siapa yang pintar dan kaya.

4. Kami tidak sanggup menguasai seluruh mata pelajaran sekolah

Bagitu banyak mata pelajaran di sekolah kadang membuat kami frustasi. Tidak cukup pelajaran muatan nasional, muatan lokal pun di tambahkan. Ditambah lagi KKM tiap pelajaran yang mewajibkan kami mencapainya supaya bisa lulus sekolah. Padahal kami hanya manusia biasa sama sepeti bapak dan ibu guru. Otak kami terbatas untuk menerima, mempelajari, dan menguasai seluruh mata pelajaran tersebut. Engkau di tugaskan menyampaikan satu atau dua mata pelajaran saja, setiap guru bertugas menyampaikan pelajaran sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kami yakin engkaupun tak kan sanggung mengajarkan semua mata pelajaran tersebut kepada kami.

Mengertilah kami tidak ingin bernasip sama seperti kisah sekolah binatang yang ditulis oleh Thomas Amstrong. Di dalam kisah tersebut diceritakan para binatang yang memiliki keahliannya masing-masing akhirnya mati kelaparan karena tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lagi. Kematiannya tidak lain adalah disebabkan karena tuntutan kurikulum yang mewajibkan mereka harus menguasai seluruh mata pelajaran di sekolah binatang tersebut. Si Elang yang mahir terbang tak lagi bisa terbang karena terpaksa belajar menyelam, paru-parunya sakit parah sebab terlalu sering kemasukan air. Si Katak yang ahli berenang dan melompat merelakan keahlian tersebut, kedua kakinya patah ketika memaksakan diri belajar terbang. Begitupun para binatang lainnya, mereka semua kehilangan kemampuan istimewanya.

Haruskah kami para murid tersayangmu bernasip seperti itu? Tolong jangan marahi jika kami tidak sanggup menuruti harapan dari pelajaran yang engkau ajarkan. Kami pasti mengikuti jam pelajaran tetapi tidak janji bisa mendapatkan nilai 100.

5. Do'akanlah kami

Wahai guruku, maafkanlah tingkah laku, akhlak, juga perkataan kami yang kurang berkenan di hati bapak dan ibu guru. Sekali lagi engkaulah orang tua kami, jadi mohon do'akan kami semoga menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, bangsa, dan agama. Semoga kelak kami mampu membanggakan engkau.

Kami tidak tahu apa jadinya tanpa bimbingan dan do'a dari yang engkau upayakan. Terima kasih telah sabar dan ikhlas mendidik kami siswa-siswi harapan negara. Semoga jasa-jasa engkau di balas dengan rahmat dan ridho Allah SWT.

Terima kasih telah mendengarkan curahan hati dari murid kebangganmu.
Dari kami yang selalu menyayangimu.

Baca Juga:
Inspiratif! 10 Orang Ini Tidak Membiarkan Kegagalan Menentukan Hidup Mereka

11 komentar

Wah curahan hati dari seorang siswa ke gurunya ya.

Smoga curahan ini d baca oleh sang guru.

Saya seorang guru dan sudah saya baca curahan hatinya. Tapi saya juga ingin dengar curahan hatinnya mbak admin heeehe

Curahan hati murid, semoga para guru membaca dan bisa memahami muridnya

eh jangan frustasi dong, semangat yuk! 😀

semua sudah bapak lakukan untukmu murid cantikku, tapi apakah kamu...iyah...kamu, dan kalian semua sudah melaksanakan kewajiban kalian sebagai siswa dan sebagai murid dengan tanggungjawab yang baik dan benar, dan apakah kalian juga pernah mendoakan Bapak supaya cepat diangkat jadi PNS, apakah kalian tau sudah 15 tahun bapak jadi tenaga sukwan, dan apakah kalian paham anak-anak bapak hidup pas-pasan karena bapak punyakewajiban mendidik kalian tanpa dapat mencari penghasilan tambahan....jawab...hayo...jawab...buruan JAWAB....TEBANG BISANYA PADA MINTA doang....tanpa juga mau ngertiin bapak...HUH

betewe....betewe ini mah ya neng.

template AMP nya dikemanain tuh?...jual ajah mendingan ge atuh

Soal kesejahteraan guru jangan engkau tanyakan kepadaku wahai bapak guruku. Tanyakan kepada pemerintah, kenapa juga gaji antara guru PNS dan Swasta berbeda jauh. Tanyakan juga kepada Allah SWT, seberapa besar imbalan yang harus didapatkan guru yang ikhlas menyalurkan ilmu kepada anak didiknya, kapan dan dimana ganjaran itu akan didapatkan.
Ohh, bapak guru yang tampan, asal engkau tahu, penyesalan dalam hidupku adalah ketika aku tidak bisa menuruti semua keinginanmu..

akan saya gunakan nanti pada blog baru, Insya Allah.. :)

itu memang menu navigasi diatas ga fungsi ya mbak?, saya coba di PC atau HP sama aja, apa memang belum diberi link ??, ato cuma di PC saya aja ya?

padahal tadi sudah bisa, sekarang nggak bisa lagi, hehe
ntar saya perbaiki lagi

ohh kirain di pc atau semarpone saya aja, hehehe....

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda (centang beri tahu saya untuk mendapat balasan komentar via email)
EmoticonEmoticon